Bila membicarakan musik Indonesia, Dewa 19 tentunya tak bisa lepas dari perbincangan tersebut. Bermula dari Surabaya, nama band ini kemudian menjadi makin dikenal oleh publik seiring dengan waktu berjalan. Tak terhitung prestasi yang diukir oleh Dewa 19; salah satu albumnya bahkan menjadi album terlaris di Indonesia dengan penjualan di atas 2 juta kopi.

Sejumlah lagu seperti Cinta ‘kan Membawamu Kembali, Kangen, dan Separuh Napas sampai saat ini tak pernah gagal membuat kita ikut bersenandung. Pendengar bak dibawa kembali ke masa tahun 1990-2000-an, masa-masa kejayaan Dewa 19. Dewa 19 dan lagu-lagunya seakan tak lekang oleh waktu, kian melekat dalam pikiran.

Meski telah sekitar 20 tahun berkarya, Dewa 19 masih eksis berkat berbagai lagu nostalgianya. Yang terbaru, lagu Cinta bahkan sempat dibawakan kembali oleh trio musisi Afgan, Isyana Sarasvati dan Rendy Pandugo. Dewa 19 juga kerap mengadakan konser reuni dengan melibatkan anggota-anggota lamanya, menuntaskan rasa rindu penggemar akan band legendaris ini.

Usianya memang tak muda lagi. Banyak penyanyi yang bermunculan dengan karakter suara yang khas masing-masing. Berasal dari keluarga seni yang kental, Reza telah lalu lalang di dunia musik tanah air sejak usia empat tahun. Artinya, sudah lebih dari 40 tahun suara emasnya berada di ruang dengar pendengarnya.

Menjadi penyanyi latar band Dewa 19 jadi jalan pembuka karir Reza dalam bermusik. Ia berhasil album pertamanya, ‘Keajaiban’ dengan lagu andalan ‘Pertama’ dan ‘Satu yang Tak Bisa Lepas’ di bawah bimbingan Ahmad Dhani, sang pentolan. Singel ‘Pertama’ berhasil merajai sejumlah tangga lagu di tanah air dan menjadi hits fenomenal dan membawa banyak piala diantaranya dari Anugerah Musik Indonesia dan MTV.

Menyusul kesuksesan album Keabadian, Reza berhasil meluncurkan album keduanya ‘Keabadian’. Kali ini ia berhasil menggandeng Masaki Ueda, penyanyi asal Jepang pada lagu Biar Menjadi Kenangan. Tembang fenomenal ‘Aku Wanita’ juga lahir di album ini. sampai saat ini, Reza berhasil membuat lima album, tiga yang tercipta setelahnya adalah Amazing (2000), Keyakinan (2002), dan The Voicer (2009).

Ibu dua orang anak ini tak pernah berhenti bernyanyi. Meskipun sejumlah badai sempat menghantam kehidupan pribadinya, namun tak menyurutkan bakat bermusiknya. Sejumlah panggung tetap ia jajaki, dan untuk pertama kalinya, sang diva yang tetap bersinar ini akan hadir di panggung Jazz Traffic Festival 2018. Sebuah kesempatan emas yang sayang untuk dilewatkan!

Tujuh tahun bukanlah waktu istirahat yang singkat bagi sebuah grup musik yang tidak mengeluarkan sebuah karya. Setelah masa inkubasi yang panjang, grup musik pop rock Padi, kembali muncul di hadapan para pecinta musik dengan nama Padi Reborn. Padi merupakan grup musik legendaris di tanah air. Grup dengan anggota sama yaitu Piyu (Gitar), Fadly (Vokal utama), Ari (Gitar), Rindra (Bass) dan Yoyo (Drum) memulai debut mereka di dunia musik Indonesia pada penghujung tahun 1990-an.

Banyak sekali pertanyaan mengapa band legendaris tersebut bisa vakum? Pihak Padi menjawab semua pertanyaan tersebut dengan membuat sebuah film yang menceritakan kisah vakum mereka hingga mereka bisa kembali seperti sekarang yang berjudul “Menanti Sebuah Jawaban.” Film itu sudah ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta dan bisa ditonton di YouTube. Dalam film itu, diperlihatkan bagaimana para personel Padi berdebat, marah, emosional, sampai memutuskan vakum adalah pilihan terbaik saat itu. Hingga akhirnya Padi kembali dengan nama “Padi Reborn.”

Band dengan musikalitas tinggi dan lirik yang puitis ini berencana akan mengeluarkan album baru. Album ini akan menjadi yang ketujuh terhitung sejak album pertama mereka, Lain Dunia yang dirilis pada 1997. Pembuatan album ketujuh tersebut masih tahap rencana. Karakter lagu yang dituangkan dalam album barunya nanti tidak akan berubah. Artinya, selama komposisi grup musik tersebut diisi oleh personel yang sama, maka karakter lagu yang dicipatakan pun akan sama seperti lagu-lagu sebelumnya. hanya saja lagu-lagu yang diciptakan nantinya akan diberi sentuhan aransemen dan sound yang disesuaikan dengan perkembangan. Sentuhan tersebut sebagai penguat unsur lagu yang diciptakan itu.

Dalam waktu dekat Padi Reborn akan lebih fokus menggelar konser-konser, sebagai tanda kembali aktifnya grup musik tersebut di belantara musik Indonesia. Band yang lahir di Surabaya ini tampil pertama kali beberapa waktu lalu dengan menggelar konser besar eksklusif perdana yang bertajuk Padi Reborn-Welcome Home Concert yang digelar di Grand City Surabaya (03/02/2018). Dengan hadirnya Padi Reborn menggelar konser, mendapat respon masyarakat sangat antusias, cukup mengobati rasa rindu mereka.

Bila Anda juga rindu tak tertahan dengan penampilan Fadly dan kawan-kawannya, pastikan Anda untuk datang di arena Jazz Traffic Festival 2018, di Grand City Convex Surabaya. Catat tanggalnya, 25-26 Agustus 2018. Untuk info tiket dan lainnya, kunjungi web resminya di www.jazztraffic.com

Muhammad Tulus Rusydi lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada tanggal 20 Agustus 1987. Ia adalah seorang penyanyi dan pencipta lagu berkebangsaan Indonesia yang berdomisili di Bandung. Selain itu, pria berdarah Minangkabau ini juga berprofesi sebagai seorang arsitek setelah menamatkan studinya di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.

Bernyanyi sejak kecil, Tulus mulai dikenal ketika dia mulai sering bernyanyi di acara-acara komunitas klab jazz dan kampus-kampus di kota Bandung. Semasa kuliahnya dia pernah bergabung dalam Sikuai Band.

Album perdananya, Tulus, yang diproduseri oleh Ari Renaldi, dan diedarkan oleh Demajors, dirilis oleh perusahaan rekamannya sendiri, Tulus Record pada bulan September tahun 2011, dimana dia sendiri beserta kakak kandungnya, Riri Muktamar Rusydi bertindak sebagai produser eksekutif. Lagu-lagunya seperti Sewindu, Teman Hidup, Kisah Sebentar, Tuan Nona Kesepian, dan Jatuh Cinta, merajai chart-chart di radio-radio di seluruh Indonesia.

Tulus kerap kali mengadakan konser tunggal untuk memuaskan para penggemarnya. Konser pertamanya diadakan di Auditorium Centre Culturel Francais (sekarang IFI) Bandung yang bertajuk 'An Introduction: Tulus' pada 28 September 2011, kemudian konser 'Beyond Sincere' di Gedung Kesenian Jakarta pada 25 Mei 2012 dan terakhir adalah konser tunggal bertajuk 'Konser Diorama' pada 9 Mei 2013 di Teater Tertutup Dago Tea House, Bandung.

Pada pergelaran Jakarta International Java Jazz Festival 2013 di Jakarta, Tulus menjadi salah satu pendatang baru yang paling diminati penonton. Di ajang tersebut, Tulus juga berkolaborasi dengan Raisa, dimana mereka menyanyikan lagu Teman Hidup dan A Whole New World.

Akhir Juni 2013, RAN berkolaborasi dengan Tulus. Mereka meluncurkan satu single, Kita Bisa. Kemudian pada akhir Agustus 2013, Tulus mengeluarkan single Sepatu dalam bentuk digital download yang dapat diunduh melalui iTunes, dan menjadi salah satu single yang menempati posisi atas chart iTunes Indonesia, selain Teman Hidup dan Sewindu. Lalu pada tahun 2014, Tulus membuat sebuah album yang bertajuk "Gajah".

Selain dikenal sebagai penyanyi jazz ternama di Indonesia, Saira Syaharani Ibrahim atau Syaharani, kelahiran Batu, Jawa Timur, 27 Juli 1971, juga kerap terlibat dalam seni peran. Sebagai penyanyi jazz, perempuan berdarah Bone, Sulawesi Selatan yang akrab dipanggil Rani ini telah merilis 3 solo album jazzy dan satu pop trip-hop (Magma) hingga 2006.

Rani pernah mewakili Indonesia di North Sea Jazz festival 2001, produser album Magma dan Buat kamu (SQf), song writer, serta vocal arranger, bintang tamu dalam Al Jarreau, Iskandarsyah Siregar & Folks, Dave Koz, Keith Martin dan Yellow Jackets Indonesia concert bersama Fourplay.

Di dunia seni peran, Rani juga menjadi aktris dalam teater musikal Madame Dasima, Gallery of Kisses di TIM Jakarta, serta membuat theme song dan vocal illustrator film "Betina" produksi 9 Palm Films (pemenang NETPAC Award Festival Film Asia 2006).

Setelah beberapa kali berpartisipasi dalam pementasan teater, Rani juga melakoni debut layar lebarnya dalam film Garasi (2006). Dalam film ini, Rani berperan sebagai Kinar, tokoh wanita yang serius dalam mempertahankan haknya.

Lalu Rani kembali ke dapur rekaman. Ia mengandeng dua teman lamanya, Achmad "Didit" Fareed dan Donny Suhendra, mantan gitaris Krakatau. Mereka berkolaborasi dan membuat Syaharani dan Queenfireworks yang merilis album bertajuk Buat Kamu. Album ini menampilkan komposisi yang light dan cheerful, eksotis, tanpa beban dan tidak njelimet. Pengaruh dari beberapa jenis musik pun terdengar dalam album ini, seperti musik pop, jazz, rock n roll, blues, soul dan bahkan disko, tekno atau pun elektronis. Semuanya dikemas dalam nuansa yang simpel, segar, kreatif, ringan, komunikatif dan lugas.

Setelah album Buat Kamu, Syaharani dan Queenfireworks kemudian merilis album Anytime (2014) dan Selalu Ada Cinta (2014).

Elseos Jeberani Emanuel Likumahua lahir di Jakarta pada tanggal 14 Juni 1983. Putra dari musisi kenamaan Benny Likumahuwa ini sekaligus adalah keponakan dari penyanyi papan atas Indonesia yang telah tiada, Utha Likumahuwa.

Tumbuh dalam keluarga musisi membuatnya akrab dengan musik. Jaco Pastorius, Marcus Miller, Miles Davis, Charlie Parker, John Coltrane, Jamie Cullum, dan John Mayer adalah orang-orang yang berpengaruh dalam musik Barry. Sedangkan untuk aliran musik, Barry memilih mengusung black music (soul, funk, RnB).

Barry melanjutkan studi selepas sekolah menengah di Interstudi dengan mengambil jurusan Graphic Design. Program diploma 1 ini dijalaninya sejak tahun 2002 sampai 2003.

Sebagai bassis muda berbakat, suatu kebanggaan bagi Barry bisa bermain sebagai bass player Glenn Fredly. Selain itu, dia sendiri juga tergabung dalam sebuah band yang dinamai Bazz Attack, band unik dengan lima orang pemain bass ditambah seorang drummer.

Awalnya memang susah untuk hidup dari musik Jazz, namun lama kelamaan Barry bisa membuktikan pada orang tuanya jika dia bisa berhasil tanpa harus mengenyam bangku kuliah dan gelar sarjana. Dengan banjirnya tawaran manggung, Barry pantas mendapat karir dan pendapatan yang semakin menanjak.